Lintas Sumatera Utara
Jalan Lintas Utama Sumatera
Jl. Lintas Utama Sumatera, Sumatera Utara, ID
Dengan SATU USU kamu dapat mengakses banyak sistem yang tersedia pada Universitas Sumatera hanya dengan satu akun.
Secara harafiah samurai merupakan kata serapan dari bahasa jepang kuno yakni “Samorau” atau “saburau” yang artinya melayani. Dalam bahasa Jepang kata samurai disebut sebagai bushi atau buke.Samurai adalah golongan bangsawan militer Jepang, dan mereka mengalami masa kejayaan pada zaman Pertempuran, atau periode Perang Antarnegeri (dalam bahasa Jepang disebut Sengoku Jidai).Periode ini, yang sering dikatakan berlangsung pada kurun waktu 1550 – 1600, berkisar antara runtuhnya keshogunan Tokugawa.Sampai pertengahan zaman Sengoku, seseorang yang tak terlahir dalam golongan samurai masih berpeluang menjadi samurai. Itu dapat terjadi bila ia bergabung dalam bala tentara sebagai prajurit infanteri, lalu memperoleh perhatian kepala marga atau para pembantunya, sehingga diberi tugas tetap. Marga yang dimaksud di sini adalah keluarga. Pada zaman sengoku tidak semua keluarga menggunakan marga, hanya kaum samurai, bangsawan, pedagang, dan pekerja seni saja yang memiliki marga. Awalnya samurai bertugas menjaga wilayah kekuasaan tuannya namun saat kepimpinan Prince Naka No Oe (Kaisar Tenji) memberi peluang kepada aristokrat memberlakukan pajak yang tinggi. Dengan kebijakan tersebut membuat banyak petani yang menjualkan tanah miliknya dan hanya sedikit yang menjadi tuan tanah atau majikan. Namun saat banyak petani menjualkan tanah mereka dan sistem kelas terus bertumbuh, para tuan tanah mempekerjakan samurai untuk melindunginya kepetingan mereka hal ini membawa samurai menjadi kelas militer peringkat sosial. Semua samurai punya tugas dan menerima upah, dan dari pendapat ini mereka harus membiayai rumah tangga (bagi yang memiliki) dan membeli segala perlengkapan yang tidak disediakan. Dasar perekonomian adalah beras, dan ukuran kekayaan yang lazim adalah koku, yaitu satuan jumlah beras yang cukup bagi seseorang untuk makan selama satu tahun. Semua tanah kekuasaan dijabarkan berdasarkan berapa koku beras yang dapat dihasilkan. Satu koku setara 120 liter. Samurai paling rendah menerima sedikit kurang daripada satu koku (dengan asumsi jatah makannya ditanggung junjungannya). Universitas Sumatera Utara Pembesar menengah dan komandan benteng dapat menerima upah sebesar beberapa ratus koku, yang harus cukup untuk membayar semua samurai bawahannya, menyediakan perbekalan, membeli pakan kuda, mengupah para pelayan, dan lain – lain. Demi kemudahan, pembayaran dilakukan dengan uang, tapi pada dasarnya perekonomian ketika itu berlandaskan beras.Senjata utama yang digunakan para samurai yaitu Katana, banyak daimyo yang menyimpan katana dari para samurai mereka menyakini akan terus terjaga di kehidupan selanjutnya. Selain katana para samurai juga membawa wakizashi yang akan digunakan untuk memenggal kepala lawan dan digunakan juga untuk seppuku. Banyak keturunan dari samurai merupakan hasil poligami yang tak diketahui golongan kelasnya. Ketetapan menjelaskan hanya satu putra yang dapat mewarisi ciri khas sang ayah, hal ini membuat tekanan sosial bagi para keturunan lainnya. Pada zaman Keshogunan fungsi samurai mengalami pasang surut, yang awalnya hanya ditugaskan menguasai feudal untuk memperluas wilayah dan membasmi pemberontakan hingga perkembangan berikutnya samurai dan aristokrat berbagi kekuasaan yang dimana kaum aristokrat fokus pada pembangunan kultural sedangkan kaum prajurit menangani urusan militer. Samurai pernah menjadi penguasa Jepang selama ratusan tahun dengan mendirikan pemerintahan militer yang disebut keshogunan. Bushido adalah kode kehormatan dari samurai dan setiap individu diwajibkan untuk menerapkanya dalam kehidupan. Ada 7 prinsip bushido yang menjadi pedoman yang masih diwariskan dan diajarkan kepada masyarakat di Jepang yaitu keadilan, keberanian, kebajikan, kehormatan, kejujuran, kesetiaan, kesopanan.
Indomaret Jl. Lintas Tengah Sumatera Lahat. Alamat lokasi: Jl. Lintas Tengah Sumatera, Pagar Agung, Kec. Lahat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan 31419, Indonesia. Telepon: +62 812-7289-6061.
Merupakan salah satu Indomaret di Lahat yang menyediakan berbagai produk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, buah, sayur, susu, cemilan, minuman, hingga peralatan kebersihan seperti sabun dan shampo. indomaret ini juga menyediakan banyak diskon dan promo Indomaret setiap harinya, ada juga promo perminggu (weekend), promo jsm Indomaret dan promo bulanan. Terdapat juga bentuk promosi dengan voucher belanja. Berbagai promo yang ditawarkan membuat harga di Indomaret menjadi murah dan terjangkau.
Selain dari berbelanja kebutuhan sehari-hari, Indomaret Lahat ini juga melayani berbagai kebutuhan pembayaran seperti pembayaran iuran BPJS di Indomaret, pembayaran tiket online, pembayaran listrik (token), pembayaran telepon indiehome, pembelian pulsa, dan lainnya melalui Indomaret. Dengan semua kelebihan tersebut, Indomaret telah menjadi salah satu waralaba terbesar di Indonesia. Kunjungi Indomaret terdekat ini pada jam kerja / buka untuk informasi lainnya seperti katalog Indomaret, katalog promosi, dan daftar harga atau price list. Anda juga dapat mengakses website aplikasi dan menghubungi kontak telepon kantor Indomaret untuk informasi lainnya.
Jam buka / kerja: Senin: Open 24 hours, Selasa: Open 24 hours, Rabu: Open 24 hours, Kamis: Open 24 hours, Jumat: Open 24 hours, Sabtu: Open 24 hours, Minggu: Open 24 hours
The team typically replies in a few minutes.
Jalan Raya Lintas Sumatera (dikenal sebagai Jalan Lintas Sumatera, diakronimkan sebagai Jalinsum) merupakan sebutan untuk jalan raya/jalan nasional yang membentang dari utara sampai selatan Pulau Sumatra. Berawal dari Banda Aceh, Aceh sampai ke Pelabuhan Bakauheni, Provinsi Lampung dengan total panjang jalan 2.508,5 km. Jalan Raya Lintas Sumatra merupakan bagian keseluruhan Jaringan Jalan Asia rute AH 25.
Jalan Raya Lintas Sumatera ini sering disebut sebagai Jalan Lintas Sumatera. Dahulu Jalan Raya Lintas Sumatera sebenarnya hanya menunjuk kepada jalan raya yang berada di pesisir timur Pulau Sumatra yang berarti belum termasuk bagian jalan raya di pesisir barat yang melintasi Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan rute berdasarkan letaknya di Pulau Sumatra, terdapat 3 rute utama yaitu Jalan Raya Lintas Timur (Nomor Rute 1), Jalan Raya Lintas Tengah (Nomor Rute 5), dan Jalan Raya Lintas Barat (Nomor Rute 7).
Jalan Lintas Sumatra diputuskan untuk dibangun tahun 1965 pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Pembangunan Jalan Lintas Sumatra yang dianggap sebagai proyek nasional maharaksasa pada masa itu dilaksanakan sepanjang 2.400 kilometer dan dibagi dalam delapan proyek serta rampung dalam waktu 10 tahun. Di daerah Lampung sendiri mendapatkan pembangunan jalan lintas Sumatra sepanjang 240 kilometer, dengan perencanaan di sebelah kiri jalan didirikan industri besar, seperti tekstil, dengan perkebunan kapas, penggergajian kayu, pabrik dan sebagainya. Adapun di sebelah kanan jalan dibangun kawasan transmigrasi modern dengan persawahan dan perkampungan modern. Pembangunan Jalan Lintas Sumatra di Lampung yang diberi sandi ”Operasi Rajabasa” tersebut berhasil membuka jalan sepanjang 5 km di kawasan pegunungan. Namun dibukanya Jalan Lintas Sumatra membuat masalah baru, yaitu berupa pungutan liar, pelemparan batu ke kaca mobil (terutama kaca bus) dan bajing loncat yang berlangsung hingga masa kini.[1]
Jalan Raya Lintas Timur melintasi 6 provinsi di bagian pesisir timur Pulau Sumatra, dengan Nomor Rute Jalan 1 berdasarkan data Kementerian Perhubungan. Rute jalan ini sudah termasuk Jalan Raya Lintas Pantai Timur yang merupakan jalan baru dan dibangun untuk mengurangi kepadatan Jalan Raya Lintas Tengah sebagai akses pelabuhan Bakauheni.
Jalan Raya Lintas Barat melintasi 5 provinsi di Pulau Sumatra, dengan Nomor Rute Jalan 7 berdasarkan data Kementerian Perhubungan.
Jalan Raya Lintas Tengah berakhir di Pelabuhan Bakauheni, Lampung melintasi 6 provinsi di Pulau Sumatra, dengan Nomor Rute Jalan 5 berdasarkan data Kementerian Perhubungan.
Jalan Raya Lintas Sumatra merupakan jalur perhubungan darat yang terpenting di Sumatra. Ini dikarenakan jalur KA hanya ada di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung. Namun, banyak ruas jalan di Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung mengalami kerusakan yang sangat parah walaupun pemerintah telah mengalokasikan banyak dana dalam beberapa tahun anggaran terakhir. Di beberapa bagian ruas jalan yang menghubungkan antara Bengkulu dan Lampung juga rawan kejahatan di malam hari serta longsor bila hujan. Sedangkan di beberapa ruas di Jambi sering diketemukan binatang liar.
Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR melakukan proyek WINRIP (Western Indonesia National Roads Improvement Project) atau Proyek Perbaikan Jalan Nasional Indonesia Bagian Barat). Tujuan utama proyek ini adalah untuk menningkatkan efisiensi pemanfaatan fungsi jalan nasional di koridor pantai barat Sumatra dengan menurunkan biaya operasional kendaraan, dengan cara meningkatkan standar kondisi jalan, menciptakan jalan yang berkeselamatan, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi untuk publik, pengembangan institusi, penyediaan penanganan pasca bencana (tergantung situasi).[2] Adapun proyeksi yang diharapkan dari proyek WINRIP memiliki elemen-elemen indikator kinerja keluaran sebagai berikut:
Proyek ini berlangsung di 4 (empat) provinsi di Pulau Sumatra (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu dan Lampung, dengan rincian ruas jalan yang ditingkatkan adalah sebagai berikut:[3]
Pada tahun 2015 pemerintah merencanakan untuk membangun jalan Tol Trans Sumatra yang menyambung Lampung dengan Aceh sepanjang 2.700 kilometer . Pemerintah akan mengalokasikan dana Rp 150 triliun buat pembangunan jalan toll di Sumatra ini.[5] Pada tahap awal Ruas tol yang pembangunannya tersendat adalah Jalan Tol Padang-Sicincin sepanjang 27 km, yang lancar adalah Jalan Tol Medan-Kualanamu sepanjang 25 km, dan Jalan Tol Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 35 km.[6]
Pada periode tahun 2005-2010, Sumatera hanya mendapat anggaran untuk 2 ruas jalan tol yaitu Jalan Tol Medan-Binjai (20,5 km) dan Jalan Tol Palembang-Indralaya (24,5 km).